Bambang Nugroho Dapat PR Sulit dari Mahasiswa di Acara Srawung Kalih Gage
Pilkada Solo 2024 semakin dekat, dan calon wakil wali kota nomor urut 1, Bambang Nugroho, atau akrab disapa Gage, terus berusaha mendengarkan suara masyarakat, terutama anak muda dan mahasiswa. Dalam sebuah acara bernama Srawung Kalih Gage yang digelar di Bedjono Kopi, Mojosongo pada Minggu (6/10/2024), Gage berinteraksi langsung dengan para mahasiswa dan pemilih pemula. Acara ini bukan hanya sekadar untuk sosialisasi, tetapi juga sebagai platform untuk mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi kota Solo.
Suara Mahasiswa: Masalah Lingkungan di TPA Putri Cempo
Salah satu sorotan utama dalam acara tersebut adalah permasalahan lingkungan yang diangkat oleh mahasiswa. Mereka dengan tegas mengungkapkan keluhan mengenai kondisi di kawasan TPA Putri Cempo. Sampah masih menjadi persoalan serius di lokasi ini, dan para mahasiswa merasa pemerintah perlu memberikan perhatian lebih.
“Di sini, kami sudah melakukan riset dan kunjungan. Banyak anak-anak yang tinggal di sekitar TPA Putri Cempo dan diduga mengalami stunting akibat dampak lingkungan yang tidak sehat,” ujar salah satu mahasiswa dalam diskusi. Poin ini menyoroti pentingnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama anak-anak yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah.
PLTSA yang Belum Optimal
Masalah lain yang disampaikan adalah keberadaan PLTSA (Pusat Pengolahan Limbah Terpadu) yang dinilai belum beroperasi secara maksimal. Para mahasiswa mempertanyakan mengapa PLTSA belum memberikan dampak signifikan dalam pengelolaan limbah di Solo. Bahkan, mereka menyebut adanya kiriman sampah dari Bali ke PLTSA yang menjadi perhatian utama.
“Kalau PLTSA tidak berfungsi dengan baik, tentunya masalah sampah akan terus mengganggu,” tambah mahasiswa tersebut. Mereka berharap Gage dan calon wali kota Teguh Prakosa bisa memberikan solusi nyata untuk masalah ini.
Menyerap Aspirasi Masyarakat
Mendengar semua keluhan tersebut, Gage mengaku sangat menghargai masukan dari para pemuda. “Acara ini sangat penting bagi kami. Kami ingin menyerap aspirasi dari anak muda dan mahasiswa, dan menjadikannya sebagai langkah baik untuk membenahi Kota Solo,” ungkap Gage kepada awak media.
Ia menegaskan bahwa jika terpilih bersama Teguh Prakosa, mereka akan meninjau kembali mekanisme perjanjian yang ada di PLTSA. Gage menjelaskan, proyek PLTSA ini sifatnya jangka panjang, sehingga kebutuhan akan sampah menjadi cukup besar. Oleh karena itu, pengiriman sampah dari Bali dianggap perlu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kalau hanya mengandalkan sampah dari Solo, itu tidak akan mencukupi kebutuhan PLTSA. Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi dan kita cari solusinya,” jelasnya.
Fokus pada Keberlanjutan Lingkungan
Bambang Nugroho menggarisbawahi pentingnya aspek lingkungan dalam program kerja mereka. “Kita harus meminimalisir dampak pengolahan limbah ini terhadap masyarakat. Kesehatan warga harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Untuk itu, ia dan Teguh Prakosa berkomitmen untuk mencari terobosan kebijakan terkait pemberdayaan wilayah. Namun, Gage juga menyadari bahwa hal ini tidak bisa dicapai dalam waktu singkat. Diperlukan kajian-kajian mendalam, masukan dari praktisi, pemerhati lingkungan, serta akademisi untuk memperkaya kebijakan yang akan diterapkan.
“Rencana ini bukan hanya sekadar wacana, tapi menjadi perhatian serius kami. Kami ingin mengembangkan solusi yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak,” tegas Gage.
Komitmen untuk Masyarakat
Melalui acara ini, Bambang Nugroho menunjukkan komitmennya untuk berinteraksi dengan masyarakat. Dia memahami bahwa suara anak muda sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Dengan mendengarkan aspirasi mereka, Gage berharap bisa merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
“Anak muda adalah generasi penerus. Mereka yang akan tinggal di kota ini, jadi sangat penting untuk melibatkan mereka dalam setiap langkah pembangunan,” ujar Gage.
Kesimpulan: Membangun Solo Bersama
Acara Srawung Kalih Gage tidak hanya sekadar pertemuan biasa, tetapi menjadi momentum bagi Bambang Nugroho untuk menunjukkan bahwa dia dan Teguh Prakosa berkomitmen untuk mendengarkan dan memperbaiki kondisi Kota Solo. Dengan mendengarkan keluhan dan aspirasi mahasiswa, mereka berharap dapat menciptakan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Dalam Pilkada Solo 2024 yang semakin dekat, peran mahasiswa dan generasi muda tidak bisa diabaikan. Melalui interaksi yang aktif dan terbuka, diharapkan Gage dan Teguh dapat menjawab tantangan-tantangan yang ada dan membawa perubahan positif bagi Kota Solo ke depan. Semoga dengan langkah-langkah ini, Kota Solo bisa menjadi tempat yang lebih baik dan lebih sejahtera untuk semua.