Bambang Gage Dorong Inovasi Ketoprak Sebagai Destinasi Wisata Seni di Solo.
Bambang Gage Nugroho, calon Wakil Walikota Solo nomor urut 1, memberikan pandangannya yang menarik terkait pelestarian budaya di Kota Solo. Pada Kamis malam, 10 Oktober 2024, Gage tampil sebagai Prabu Hadimurti dalam pementasan ketoprak bertajuk Sang Pamomong di Gedung RRI Solo. Meskipun hanya punya waktu 15 menit untuk mempersiapkan diri, Gage menunjukkan kemampuannya dalam memerankan tokoh tersebut dengan penuh keluwesan.
Gage mengaku tidak merasa terlalu kesulitan karena ini bukan pertama kalinya ia bermain ketoprak. Sebelumnya, ia pernah tampil di Pasar Ngarsopuro dan dalam acara HIPMI di Bank Indonesia. “Ini kali ketiga saya bermain ketoprak. Meski persiapan hanya sebentar, saya sudah terbiasa dan tidak terlalu kagok,” ungkapnya.
Ketoprak Sebagai Media Pelestarian Budaya dan Penyampaian Pesan Moral
Bagi Bambang Gage, ketoprak bukan sekadar seni pertunjukan. Lebih dari itu, ketoprak adalah media yang mampu menyampaikan pesan moral dan menjadi alat komunikasi yang efektif dalam masyarakat. Dalam setiap pentas, ketoprak membawa nilai-nilai luhur yang bisa menjadi contoh bagi penonton. “Ketoprak ini adalah salah satu bentuk pelestarian budaya yang harus kita jaga bersama. Melalui ketoprak, kita bisa menyampaikan pesan-pesan moral sekaligus melestarikan kearifan lokal,” kata Bambang.
Menurutnya, tugas menjaga kebudayaan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah atau pelaku seni saja. Ketoprak, yang telah menjadi bagian dari identitas budaya Solo, memerlukan perhatian lebih agar tetap eksis di tengah perkembangan zaman.
Inovasi Penting untuk Memajukan Ketoprak sebagai Destinasi Wisata Budaya
Bambang Gage tidak hanya berbicara soal pelestarian budaya, tetapi juga bagaimana seni tradisional seperti ketoprak dapat menjadi salah satu daya tarik wisata di Kota Solo. Ia berharap Pemerintah Kota Solo dapat memberikan dukungan yang lebih besar terhadap kelompok-kelompok ketoprak. Tujuannya adalah agar seni tradisional ini bisa terus berkembang dan menarik minat wisatawan.
“Ketoprak, seperti pertunjukan di Taman Balekambang atau wayang orang di Taman Sriwedari, bisa menjadi destinasi wisata budaya yang menarik bagi wisatawan,” ujar Bambang. Ia percaya, dengan inovasi yang tepat, ketoprak dapat menjadi atraksi yang diminati tidak hanya oleh warga lokal, tetapi juga turis dari luar kota bahkan mancanegara.
Namun, Bambang juga menekankan pentingnya menjaga pakem atau aturan dasar dalam pementasan ketoprak. “Pakem ketoprak tetap harus dijaga. Tetapi kita juga perlu melakukan inovasi, baik dari sisi cerita, lakon, maupun cara penyajiannya agar lebih relevan dengan penonton masa kini,” jelasnya. Inovasi ini, menurut Bambang, bisa dilakukan tanpa harus mengubah esensi dari seni itu sendiri.
Dukungan Pemerintah dan Kesejahteraan Pelaku Seni
Selain inovasi dalam pementasan, Bambang Gage juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan para pelaku seni. Menurutnya, seniman adalah motor penggerak kebudayaan yang perlu diapresiasi dengan baik. Pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Kota Solo, memiliki peran penting dalam memberikan dukungan kepada seniman yang sudah berjasa menjaga budaya tradisional.
“Saya ingin pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan para seniman. Mereka adalah aset berharga yang harus kita jaga dan dukung. Salah satunya dengan memberikan insentif yang layak bagi para pelaku seni yang terus berjuang melestarikan kebudayaan kita,” tegasnya.
Bambang menyadari bahwa tanpa dukungan yang memadai, sulit bagi para seniman untuk terus berkarya dengan optimal. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah agar memberikan perhatian lebih besar kepada kesejahteraan mereka.
Pilkada Solo 2024: Komitmen Bambang Gage dalam Bidang Kebudayaan
Dalam konteks Pilkada Solo 2024, Bambang Gage Nugroho bersama pasangannya, Teguh Prakosa, memiliki visi untuk menjadikan Solo sebagai kota yang tidak hanya maju secara ekonomi tetapi juga kuat dalam menjaga warisan budayanya. Salah satu fokus mereka adalah mengembangkan sektor pariwisata budaya, di mana seni tradisional seperti ketoprak dan wayang orang bisa menjadi aset yang mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo.
“Kami ingin seni budaya ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dengan demikian, seni tradisional bisa berkontribusi pada peningkatan PAD Solo,” ujar Bambang.
Selain itu, Bambang juga menekankan pentingnya menjalin kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya. “Ini tugas kita bersama. Pemerintah harus hadir, seniman harus terus berkarya, dan masyarakat harus mendukung. Dengan begitu, seni tradisional seperti ketoprak bisa terus eksis di tengah gempuran budaya modern,” tambahnya.
Inovasi dan Pelestarian Budaya: Dua Sisi yang Harus Sejalan
Bambang Gage percaya bahwa inovasi dan pelestarian budaya bukanlah hal yang saling bertentangan. Justru, keduanya harus berjalan beriringan untuk memastikan bahwa seni tradisional tetap relevan dan diminati oleh generasi muda. Dengan inovasi, ketoprak bisa dikemas lebih menarik tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya.
“Meskipun ada inovasi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ketoprak tetap harus dipertahankan. Ini adalah salah satu cara agar seni tradisional kita tetap hidup dan diminati oleh penonton saat ini,” katanya.
Pada akhirnya, Bambang berharap bahwa seni tradisional seperti ketoprak dapat terus berkembang dan menjadi bagian penting dari identitas Kota Solo. Dengan dukungan yang tepat, baik dari pemerintah maupun masyarakat, ia yakin bahwa ketoprak bisa menjadi salah satu daya tarik wisata yang kuat dan menjadi kebanggaan warga Solo.
Dengan semangat kerja sama dan inovasi, Bambang Gage berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan kebudayaan Solo, sehingga tetap relevan dan diminati oleh generasi yang akan datang.