Calon Walikota Solo 2024: Teguh Prakosa dan Bambang Gage Terima Aspirasi dari Tokoh Agama
Pada Rabu (23/10/2024), pasangan calon walikota dan wakil walikota Solo, Teguh Prakosa dan Bambang “Gage” Nugroho, yang maju dengan nomor urut 01, melaksanakan safari ke sejumlah gereja di Kota Solo. Kegiatan ini bertujuan untuk mendengarkan aspirasi umat Kristiani serta membangun dialog yang lebih dekat dengan berbagai komunitas agama. Pasangan ini diusung oleh PDIP bersama dengan PBB, PKN, Partai Garuda, dan Partai Buruh.
Perjalanan safari diawali dengan pertemuan bersama Persekutuan Umat Kristen Pancasila (PUKRIP) DPC Kota Surakarta di rumah makan Tirai Bambu. Setelah itu, paslon Teguh-Gage melanjutkan perjalanan untuk bersilaturahmi dengan sejumlah pendeta serta umat di Gereja Bethany Solo, Gereja Santo Paulus Kleco, dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Jebres.
Selama pertemuan, beberapa isu utama seperti toleransi beragama, bantuan untuk tempat ibadah, serta masalah ekonomi dan kesempatan kerja menjadi pokok pembicaraan antara Teguh-Gage dan umat Kristiani. Toleransi antarumat beragama menjadi isu yang sangat ditekankan oleh tokoh-tokoh agama.
Pendeta Yoshea E Riva dari Gereja Bethany Solo menegaskan pentingnya menjaga toleransi antarumat beragama di Kota Solo. “Toleransi itu sangat penting. Dengan toleransi yang terjaga, suasana akan lebih baik. Sama halnya dengan rumah tangga yang harmonis. Jika ada banyak friksi dan perdebatan, suasananya akan tidak nyaman,” jelas Pendeta Yoshea.
Pendeta Yoshea juga menambahkan bahwa ketika kerukunan dan toleransi sudah terbentuk, maka pembangunan Kota Solo akan lebih mudah tercapai. Hal ini tentu saja mempermudah kerja Teguh dan Bambang Gage jika terpilih sebagai walikota dan wakil walikota.
Selain masalah toleransi, Romo Aloysius Kriswinarto dari Gereja Santo Paulus Kleco menyoroti permasalahan ekonomi di Solo. Ia menyebutkan bahwa banyak warga luar Solo yang bekerja dan berobat di kota ini, namun masyarakat lokal justru sering hanya menjadi penonton. “Perlu ada jembatan agar warga Solo tidak hanya menjadi penonton. Pemerintah harus membuat regulasi yang mempermudah masyarakat lokal untuk terlibat dalam sektor bisnis dan investasi,” tegas Romo Aloysius.
Di tempat yang sama, Romo Aloysius juga mengingatkan umatnya untuk tetap menggunakan hak pilih mereka dengan bijak. Meskipun ia menekankan bahwa dirinya tidak berpolitik praktis, sebagai seorang pemimpin spiritual, ia merasa memiliki kewajiban untuk mengarahkan umat agar menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab dan sesuai dengan hati nurani.
Pada kesempatan lain, Ketua Majelis GKJ Jebres, Winengku Agus Prihatno, berharap bahwa jika Teguh Prakosa dan Bambang Gage terpilih, mereka dapat menjadi pemimpin yang mengayomi lintas agama. “Kami juga berharap ada kemudahan dalam hal perizinan kegiatan keagamaan, serta pembangunan cabang-cabang gereja ke depannya,” jelasnya.
Menanggapi aspirasi yang diterima, Teguh Prakosa mengakui bahwa berbagai masukan yang diterima dari para tokoh agama dan umat Kristiani ini akan menjadi modal berharga dalam merencanakan pembangunan Kota Solo di masa depan. “Kami berusaha untuk selalu bersilaturahmi dengan tokoh agama dari berbagai latar belakang. Karena peran mereka sangat penting dalam membentuk karakter masyarakat,” ujar Teguh Prakosa.
Dengan pendekatan inklusif yang mereka lakukan, Teguh Prakosa dan Bambang Gage berharap dapat memenangkan hati masyarakat Solo di Pilkada Solo 2024.